LATAR BELAKANG
Tahu adalah salah satu makanan tradisional yang biasa
dikonsumsi setiap hari oleh orang Indonesia. Proses produksi tahu menhasilkan 2
jenis limbah, limbah padat dan limbah cairan. Pada umumnya, limbah padat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan limbah cair dibuang langsung ke
lingkungan. Limbah cair pabrik tahu ini memiliki kandungan senyawa organik yang
tinggi. Tanpa proses penanganan dengan baik, limbah tahu menyebabkan dampak
negatif seperti polusi air, sumber penyakit, bau tidak sedap, meningkatkan
pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan estetika lingkungan sekitar.
PERMASALAHAN
·
Apa saja kandungan yang terdapat pada limbah tahu ?
·
Bagaimana cara yang dilakukan untuk mengelola limbah
tahu?
·
Apa yang seharusnya
dilakukan oleh industri untuk mengelola limbah tahu?
PEMBAHASAN
KANDUNGAN YANG TERDAPAT PADA LIMBAH TAHU
limbah cair pabrik tahu memiliki kandungan senyawa
organik tinggi yang memiliki potensi untuk menghasilkan biogas melalui proses
an-aerobik. Pada umumnya, biogas mengandung 50-80% metana, CO2, H2S dan sedikit
air, yang bisa dijadikan sebagai pengganti minyak tanah atau LPG. Dengan
mengkonversi limbah cair pabrik tahu menjadi biogas, pemilik pabrik tahu tidak
hanya berkontribusi dalam menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan
pendapatannya dengan mengurangi konsumsi bahan bakar pada proses pembuatan
tahu.
BAHAYA LIMBAH TAHU
Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh
industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu
yang disebut air dadih. Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan
dapat segera terurai. Limbah cair ini sering dibuang secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari sungai.
Sumber limbah cair lainnya berasal dari pencucian kedelai, pencucian peralatan
proses, pencucian lantai dan pemasakan serta larutan bekas rendaman kedelai.
Industri pembuatan tahu dan tempe harus berhati-hati
dalam program kebersihan pabrik dan pemeliharaan peralatan yang baik karena
secara langsung hal tersebut dapat mengurangi kandungan bahan protein dan
organik yang terbawa dalam limbah cair. Proses produksi
SEHARUSNYA PENGELOLAAN LIMBAH TAHU YANG BENAR
Penerapan Prinsip 3R pada Proses Pengolahan Limbah
Tahu
• Reduce :
1. Pengolahan Limbah Secara Fisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan
terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar
dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih
dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang
mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.
Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan
mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.
2. Pengolahan Limbah Secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan
untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),
logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan
bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada
prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari
tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik
dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil
reaksi oksidasi.
3. Pengolahan Limbah Secara Biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah
secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara nbiologi
dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa
dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala
modifikasinya.
Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth
reaktor);
2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth
reaktor).
Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi,
mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur
aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur
aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation
ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif
konvensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi
penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang
dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak
stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total
lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD
tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak
diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.
• Reuse :
Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu
dapat digunakan sebagai alternatif pakan ternak. Hal tersebut dilakukan karena
dalam ampas tahu terdapat kandungan gizi. Yaitu, protein (23,55 persen), lemak
(5,54 persen), karbohidrat (26,92 persen), abu (17,03 persen), serat kasar
(16,53 persen), dan air (10,43 persen). Salah satu alasannya, selain untuk
mengurangi pencemaran lingkungan, khususnya perairan.
• Recycle :
Larutan bekas pemasakan dan perendaman dapat didaur
ulang kembali dan digunakan sebagai air pencucian awal kedelai. Perlakuan
hati-hati juga dilakukan pada gumpalan tahu yang terbentuk dilakukan seefisien
mungkin untuk mencegah protein yang terbawa dalam air dadih.
WAKTU DAN TEMPAT
Industri tempe yang dijadikan tempat observasi
yaitu industri tempe skala rumah tangga yang terketak di Pondok Benda Jatiasih,
Bekasi. Kegiatan observasi dilakukan pada hari rabu 7 Oktober 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar