Selasa, 20 Januari 2015

pertentangan dan integrasi masyarakat


Ulah nakal anak sekolah

Pendahuluan

Masa masa sekolah merupkn masa masa menyenngkan dimana kita merasakan mental dan otot yang utama bukan pikiran,,karena kita merasa dirikita lah yang paling kuat,. Persaan ini tidak baik,kenapa.?? Karena hal ini merupakan pelopor terjadinya tawuran, di postingan kali ini saya akan membahas mslh pertikaaian antar pelajar.

Pembhasan


Tawuran pelajar saat ini sudah menjadi momok bagi masyarakat. Prilaku tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta benda atau korban cedera tapi sudah merenggut ratusan nyawa melayang sia-sia selama sepuluh tahun terakhir. Tawuran antar pelajar memang sudah tidak lagi menjadi hal yang jarang terjadi di kota-kota besar di Indonesia, terutama di Jakarta. Fenomena ini bisa terjadi karena banyak hal, dimulai dari hal sepele, hingga hal yang besar, yang notabenenya pantas untuk dijadikan bahan masalah yang sebenarnya. Masalah yang sering terjadi pada umumnya adalah tindakan vandalisme di fasilitas umum ataupun pribadi, saling meledek ketika di angkutan umum, perselisihan pendapat dan bahkan hanya sekadar iseng untuk mencari kesenangan semata.
Tawuran antara pelajar saat ini sudah menjadi masalah yang sangat mengganggu ketertiban dan keamanan lingkungan di sekitarnya. Saat ini, tawuran antar pelajar sekolah tidak hanya terjadi di lingkungan atau sekitar sekolah saja, namun terjadi di jalan-jalan umum, tak jarang terjadi pengrusakan fasilitas publik. Penyimpangan pelajar ini menyebabkan pihak sekolah, guru dan masyarakat yang melihat pasti dibuat bingung dan takut bagaimana untuk mererainya, sampai akhirnya melibatkan pihak kepolisian.
Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengkelompokkan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin, pengkelompokan tersebut lebih akrab dengan sebutan Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok beda sekolah.
Berikut ini adalah beberapa penyebab serta Solusi tentang tawuran antar pelajar yang semakin menjadi - jadi : 

Perhatian Orang Tua Mungkin ini adalah suatu tindakan kecil yang sangat berdampak besar pada gejolak jiwa seorang anak. Tapi bagi gue ini adalah suatu yang sangat berharga besarnya bagi pribadi seorang anak, selain untuk menuntun anaknya mengarah ke jalan yang lebih baik, tapi juga menenangkan hati maupun jiwa sang anak. Yap, kurangnya perhatian yang diberikan orangtua kepada anaknya seringkali membuat jiwa seorang anak terguncang. Menjadikan keinginan anak untuk mengekspresikan perasaannya menjadi melenceng. Hal seperti inilah yang kemudian  menyebabkan konflik di dalam kejiwaan seorang anak. Tetapi Berlebihnya perhatian orangtua juga dapat menyebabkan keinginan seorang anak untuk berontak, meskipun hal tersebut masih bergantung pada lingkungan tempat main atau sekitarnya yang biasa disinggahi oleh sang anak. Maka untuk itu, peran orangtua disini sangatlah penting untuk mengurangi keinginan sang anak untuk berontak. Berikanlah kasih sayang dan perhatian yang dirasa ‘cukup’ untuk anak, berilah ia kebebasan untuk berekspresi tapi tetap berada dalam pengawasan orangtua. ·   

I  2. Pihak Sekolah     Pihak sekolah pun seharusnya dapat menjadi peranan penting untuk mengurangi fenomena tawuran ini. Ketika siswanya tawuran, pihak sekolah jangan terpaku diam saja. Pihak sekolah berhak dan memiliki otoritas untuk memberikan hukuman dan tindakan kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Pihak sekolah pun seharusnya memberikan ketegasan kepada siswa yang melanggar aturan tentang tawuran. Bukan malah dibiarkan dan menganggap hal tersebut adalah sebuah tradisi. Biasanya ini semua berawal ketika kita menginjakan kaki pertama di sekolah. Sebenarnya akar pemicu dari tawuran tersebut adalah berawal dari siswa sekolah itu sendiri, yap semua bisa berawal dari kegiatan pertama awal masuk sekolah yaitu Masa Orientasi Siswa (MOS). Kegiatan dimana para siswa yang baru masuk sekolah dikenalkan dengan lingkungan sekolah. Tetapi banyak yang melenceng disini. Seperti adanya sistem senioritas. Memang pada masa ini para senior berperan aktif dalam mennggalang siswa - siswa baru. Kalau ada siswa baru yang tidak disiplin, siap - siap saja kena omelan, bentakan, bahkan kekerasan fisik dari para senior. Ini yang menyebabkan kerusakan mental pada anak, jiwa anak bisa juga terguncang, mereka yang awalnya senang bisa masuk sma negeri pilihannya harus menerima kepahitan seperti itu. Akibatnya tradisi seperti terus turun menurun dari tahun ke tahun. Bagaimana tidak, siswa baru yang awalnya polos dihujani bentakan seperti itu justru merusak kejiwaannya, sehingga menimbulkan kepribadiannya berubah dari yang awalnya polos kini menjadi bringas. Kalau bisa apapun kegiatan yang dilakukan di acara MOS terus berada dibawah pengawasan guru, kalau perlu dihapus saja kegiatan seperti itu. Karena dari pengalaman gue, tidak ada untungnya. Lebih baik untuk menyambut siswa baru gelar acara yang lebih baik yang bersifat keagamaan seperti mentoring siswa melalui ceramah atau dakwah dari pak kyai atau ustadz. Hal semacam itu lebih bagus untuk pembentukan jiwa anak menjadi lebih baik untuk kearah kedepannya ketimbang acara MOS yang kadang menyimpang malah bikin kondisi mental anak menjadi tergoncang. ·         Lingkungan Main dan Sekitarnya Seperti yang kita ketahui setiap pelajar memiliki prilaku yang berbeda, dan setiap prilaku yang terbentuk pada tiap-tiap pelajar merupakan cerminan dari lingkungan permainan yang biasanya dilakukan oleh pelajar tersebut. Seperti contoh pergaulan yang salah. Ini biasa terjadi pada anak - anak yang polos atau yang tidak mempunyai pendirian, mereka cepat sekali terpelosok masuk alur yang salah. Tak bisa menilai mana yang baik maupun buruk, bahkan tak jarang yang asal mainstream tanpa menilai nya terlebih dahulu. Ada suatu Pepatah mengatakan, 'karena nila setitik, rusak susu sebelanga', dari situ sudah terjelaskan bagaimana peranan lingkungan pertemanan seorang anak sangat berpengaruh bagi prilakunya. Usia muda adalah usia yang sangat rentan untuk tergoyahkan batinnya, seorang kawan memberikan usulan, maka sang anak akan melakukannya. Menjalin pertemanan kepada siapapun tidaklah dilarang, tapi setiap tindakan memiliki batasannya tersendiri. Oleh karena itu balik lagi ke kesadaran masing - masing individu tersebut. Pikir - pikir dahulu lah sebelum memilih jalan, salah selangkah saja bisa masuk jurang kegelapan. Semoga masalah tradisi tawuran di negara kita ini, seperti kasus diatas tidak terulang lagi dan tercabut sampai akar - akarnya. Tawuran semacam ini sebenarnya tidak ada untungnya hanya kesenangan iblis yang sesaat, pikirkanlah orangtua kalian yang telah mensekolahkan kalian sebelum bertindak suatu hal dibatas kewajaran. Masa depan kalian sangat tergantung dari diri kalian sendiri. Kokohkan lah tiang pendirian kalian, jangan terpengaruh dengan bujukan setan. Semua  ini takkan terji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar